Catatan kreatifitas 3, Kreatifitas, Estetika dan Motivasi Berprestasi

 

Kreatifitas, Estetika dan Motivasi Berprestasi

 


Dunia memasuki gelombang millenium ketiga yaang ditandai dengan era kreatif. Era kreatif mencerminkan meningkatnya kemakmuran dan memunculkan kebutuhan baru untuk mencari kebermaknaan dan pengalaman ketika menggunakan atau mengkonsumsi barang dan jasa. Ekonomi kreatif hadir ditandai dengan berkembangnya kewirausahaan kreatif yang mendukung ekonomi


Kreatifitas dapat diidentifikasi menjadi 3 type:

  1. Menciptakan, yaitu proses pembuatan sesuatu yang belum ada. Misalnya Wright Brothers membuat pesawat terbang, atau Mike Zuckerberg menciptakan Facebook yang sekarang menjadi media sosial paling populer di dunia.
  2. Modifikasi, yaitu meniru sesuatu tetapi sebenarnya berbeda. Misalnya modifikasi pada sistem operasi komputer untuk digunakan pada ponsel. Dari ide modifikasi kreatif ini, Android, Windows Phone, iPhone, dan Blackberry muncul.
  3. Menggabungkan, yaitu menggabungkan dua hal yang sebelumnya tidak berhubungan. Contoh dari kombinasi kreatif yang brilian adalah Liga Champions Eropa, yang merupakan kombinasi dari olahraga sepak bola dan strategi pemasaran. Kombinasi dari dua kegiatan ini menghasilkan format bisnis baru di bidang olahraga.

 

Motivasi Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hirearki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, social, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya.

Merujuk pandangan Shane (Mohammed dan Aparna, 2011:24) faktor psikologis mempengaruhi orang untuk memanfaatkan peluang usaha baru. Faktor-faktor ini dapat dikategorikan menjadi faktor motivasi, faktor evaluasi diri dan kognisi. Faktor motivasi meliputi kebutuhan akan berprestasi, kecenderungan mengambil resiko dan keinginan untuk kebebasan. Faktor evaluasi diri meliputi locus of control dan efikasi diri. Kognisi adalah keyakinan dan sikap yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir dan membuat keputusan dan sebagian besar bersifat situasional dan jauh lebih stabil dari waktu ke waktu dari pada motif atau evaluasi diri.

Merujuk pandangan David McClelland (Basrowi, 2011:17), kewirausahaan ditentukan oleh motifvasi berprestasi. Ia menegaskan bahwa kebutuhan akan berprestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk memiliki minat kewirausahaan. Motivasi berprestasi dan Efikasi Diri menjadi faktor internal yang diduga kuat mempengaruhi kreativitas mahasiswa dalam berwirausaha.

 

 







Comments